Prologue
Friday, June 28 | 6 response(s)
Nee.. Pernahkah kalian membayangkan pemandangan yang indah? Dimana angin, rumput, dan tanah terikat menjadi suatu yang luar biasa? Tanah, di cap sebagai suatu yang kotor, menjijikan, dan jorok. Apakah mereka tidak berpikir dimana mereka mendirikan bangunan-bangunan mereka? Tempat bermain mereka? Bahkan tempat mereka berpijak? Hei, itulah sifat para manusia. Bisa menemukan sesuatu yang buruk lebih cepat dibandingkan yang baik. Atau mengetahui hal itu baik, tapi tetap mencap-nya sebagai sesuatu yang buruk. Tetapi, bagaimana jika gumpalan menjijikan itu ditumbuhi oleh garis-garis hijau yang terlihat segar? Pandangan mereka berubah, memandang sisi baik yang dimiliki gumpalan cokelat itu. 'Hei, itu tanah yang bagus! Lihatlah, dia ditumbuhi rumput yang segar!'. Mungkin itu yang akan mereka katakan. Kelebihan tanah terpancar dari rupa si rumput, dan si rumput ditolong karena menemukan media hidupnya. Saling menguntungkan. Dan bagaimana jika angin yang sejuk bersemilir di sekitarnya? Tambahlah daya tarik mereka. Asri dan sejuk. Walaupun angin itu tidak terlihat, tapi kehadirannya sangat berarti. Mungkin kita tidak menyadarinya saat kita bersamanya. Tapi rasakanlah jika dia tiba-tiba berhenti bertiup. Bagaimana rasanya? Panas... Memang sulit menemukan tempat itu di bulatan hijau yang sudah rusak ini. Tetapi pemandangan itu tetap ada. Dia tidak nyata, tapi dia ada. Menjelma menjadi suatu keadaan yang disebut 'persahabatan'. Dibentuk oleh ikatan orang-orang yang memiliki sifat yang berbeda, membentuk keselarasan. Cokelat pemalu, hijau menyilaukan, bening menyejukkan. Mereka disini, menuliskan goresan riwayat mereka. - - - TRUE SELVES - - - - - © 2013. Kokacream~ - - - - - - - - - - |
|