Cheer Up, Friends! :)

Story: Searching... and FIND IT! *Part 5*
Monday, December 19 | 4 response(s)

ALERT! buat yang belom baca part-part sebelumnya, silakan click link dibawah ini (*^-゚)v
Part 1: This!
Part 2: This!!
Part 3: This!!!
Part 4: This!!!!

----------------------------------
"Ehem, ehem.. suara (?) saya *kokacream* kayanya udah mau abis. Jadi, Ryusa tolong gan.." DUAKK! #ditendang Ryusa# "Haha.. tenang aja, Koka-chan! Saya bakal gantiin ko! Yosh! Hey, readers! Mulai sekarang, saya narator kalian!!"

<--*story-started*--> #RYUSA PV!
Sejak hari itu, dia enggak pernah lagi main dan ngobrol sama aku. Dia selalu ngindar jika aku mau nyamperin dia. Entah ke kantin, ke ruang guru, ataupun ke toilet. Aku tau pasti dia kesel banget karena kejadian itu. Tapi, apa dia harus sekesel itu sampe-sampe aku yang minta maap*lewat e-mail* diabaikan?? Huhh.. aku ga tau rasa keselnya karena aku emang ga pernah ngerti rasanya dikhianatin sahabat..

Sharing ke temen? Ga mungkin! Aku takut mereka salah paham dan malah ngecap aku sebagai "Anak Kuper yang Pengen Jadi Eksis Sampe Ngerelain Sahabat Deketnya Sendiri". Pikiranku terlalu negatif? Oh, memang. Aku sadar.

Aku duduk di tempatku. Sendirian. Menundukkan kepala. Bingung banget harus ngelakuin apa.


Plok. Seseorang menepuk bahuku. Aku melihat kearahnya. "Ryusa, kamu kenapa?" tanya Rizuna cemas. "Eeh.. aku ga papa ko!" jawabku sambil membetulkan posisi dudukku. "Tapi, kayanya aku ngerasa kalo Hajime-san ngejauhin kamu," tutur Rizuna. Air mukanya terlihat sangat jelas kalau dia cemas. Sangat cemas. "Mungkin hanya perasaanmu saja. Aku dan dia enggak ada masalah ko! Hahaha.." kataku sambil memaksakan senyumku timbul. Yah.. mungkin bukan senyum yang tulus. "Aku berharap itulah kenyataannya," gumam Rizuna sambil tersenyum sendu. Dia meninggalkanku dan berjalan ketempat Yokane.

Disaat itu aku berpikir,
Rizuna...
Mungkin, dia mau mendengarkan ceritaku. Pasti dia bisa membantuku. Hanya dia yang sadar kalau aku dan 'dia' punya masalah sekarang. Aku mau cerita kepadanya. Sakit rasanya jika perasaan ini dipendam sendiri.

----------------------------------
Teng.. teng.. #Bel pulang
Aku melihat, Rizuna sudah merapikan tasnya dan bersiap untuk pulang. Aku.. harus cerita! Tanpa pikir panjang, aku berlari ke tempatnya. "Loh? Kamu ngapain, Ryusa?" tanya Rizuna bingung. "Ng.. ano.." kataku gugup. Walaupun aku berpikir kalau dia tidak akan marah kepadaku, tapi tetap saja aku merasa takut jika pikiranku itu ternyata SALAH! Tapi, kalau aku ga menceritakannya, aku dan Sho akan tetap seperti ini..

"Ng.. gini.. aku.. pengen cerita tentang.. masalahku dan 'dia'," kataku gugup. Rizuna bengong kemudian tersenyum. "Boleh kok," terimanya. "Yo-chan, Hi-chan, kalian pulang duluan ya. Aku ada urusan sebentar," perintahnya. Yokane dan Hiyame mengangguk kecil dan meninggalkanku berdua dengan Rizuna. Aku agak terkejut. Ga nyangka kalo pemikiranku bakal bener.

"Ayo, Ryusa. Ceritain. SEMUANYA!" kata Rizuna sambil menunjukkan evil face-nya. Aku jadi mulai tau sisi 'baik' ng.. 'kaya gitu' Rizuna ternyata sama kaya SHO dan mulai.. ng.. nunjukin sikap baka-ku ke dia -_-. Aku ceritain semuanya ke Rizuna. Tiba-tiba... "Aku minta maaf ya, Ryusa," tutur Rizuna. Aku kaget. "Loh? Kenapa kamu malah minta maaf?" tanyaku bingung. "Gara-gara aku ngajak kamu ikut ke toko eskrim, kamu jadi marahan sama dia," desahnya pelan. "Heh?! Eng, enggak ko! Aku seneng ko! Lagian, dia marah kan bukan karena aku ikut kamu, tapi gara-gara aku ngejauhin dia," hiburku panik.

Rizuna tertawa kecil. "Haha.. reaksimu lucu ya," tanggap Rizuna. "Heh?!" gumamku salting. Dia tersenyum. "Besok, aku akan coba bicara sama Sho. Jadi, kamu tenang aja ya," hibur Rizuna. "Aah.. e..eto.. oke. Arigatou," kataku seneng. Rizuna hanya mengangguk pelan. "Ah,ya! Pulang yuk! Aku harus les nih," ajaknya. Aku mengangguk. Kami pun pulang kerumah.
----------------------------------
Aku melihat Rizuna yang berusaha keras membujuk Sho. Tapi, sepertinya engga berhasil. Saat istirahat, Rizuna menghampiriku. "Eng, Ryusa. Aku ga berhasil ngebujuk Sho. Maaf ya," pintanya. "Eh, ga papa kok! Makasih ya udah mau coba membantuku," kataku. Tapi, sepertinya Rizuna tidak puas dengan jawabanku. Dia masih terlihat khawatir.

"Sudah kubilang masalah ini akan baik-baik saja! Kamu tenang saja!" kataku meyakinkannya. Rizuna mulai tersenyum. "Yahh.. aku yakin itu," katanya. Aku pun tersenyum.
----------------------------------
Saat ingin pulang, aku membereskan kolong mejaku dan tersadar ada sebuah surat. Isinya..
"kamu bisa tenang-tenang aja ya walaupun marah sama aku. Kamu malah keliatan lebih deket sama Rizuna. Selamat ya, kamu udah dapet sahabat baru! Aku harap, sahabatmu engga akan kau khianatin lagi,"

Aku kaget membacanya. Pasti dari Sho! Aku langsung menyusul Sho di UKS karena dari pelajaran terakhir, dia memang izin ke UKS. Saat sampai di uks, sudah tidak ada orang. Iya ya.. Mana mungkin dia menungguku menyusulnya. Dia pasti sudah ga mau ketemu aku lagi.

Aku udah ga tahan begini. Saat itu juga, aku menangis di depan uks. "Sho.. maaf.." gumamku berkali-kali. Setelah puas menangis, aku pun pulang. Apa aku udah ga bisa lagi temenan sama dia? Aahh.. ga mau, ga mau!

Aku ingin curhat ke Rizuna, tapi aku tersadar kalau handphone-ku mati. Baterainya habis. Aku pun men-charger-nya dan melewatkan satu malam ini dengan suram.
----------------------------------
Mungkin, karena efek shock ini, aku ga bisa tidur dan bangun pagi. Saat ingin berangkat, aku melihat sebuah e-mail muncul di handphoneku. "Dari Rizuna.." gumamku. "Ryusa! Cepet kamu kesekolah! Sekarang!". Aku bingung. "Ada apa sih?" pikirku tidak tenang. Dan aku pun pergi kesekolah. Jalan kaki. Setengah berlari. dan berlari.

"Rizuna! Kenapa?!" tanyaku panik saat sampai di gerbang. "Ryusa! Aku dengar dari para guru kalau Sho pindah ke Osaka! Keretanya berangkat pagi ini, jam lima pagi!" jelas Rizuna. Aku shock. "Aaa.. ga mungkin! Aku belum baikan dengannya!" jeritku sambil menangis. "Ga ada waktu lagi! Ayo kita susul Sho!" ajak Rizuna. Entah kenapa, feelingku mengatakan kalau aku harus ke kelas.

"Rizuna! Daripada ke stasiun, mending kita ke kelas!" kataku sambil berlari kekelas. "Emangnya dikelas ada apa?!" tanya Rizuna sambil mengikutiku berlari. Aku diam saja. Ga ada alasan yang masuk akal untuk memuaskan pikiran cerdas Rizuna. Dia pasti akan mencegahku ke kelas dan memaksaku ke stasiun.

BRAK! kosong..
Tapi, aku berlari ke tempatku dan melihat ke kolong meja. Semuanya terjadi begitu saja. Sama seperti kejadian saat pulang sekolah kemarin.. Yang membuatku ngotot buat ke kelas.. Ya.. Surat..

Setelah membaca surat yang singkat itu, tanpa sadar aku tersenyum. "Iya, Sho. Iya," kataku sambil menangis dicampur dengan perasaan senang. Ya.. dan melegakan..

Sho adalah sahabat terbaikku.. Aku tau dia pasti mau mengerti jika aku menjelaskan semuanya.. Malam yang gelap telah hilang. Mentari mulai menunjukkan keindahannya kepada dunia. Dan dengan hati yang mulai tenang, aku menyatakan masalah ini telah selesai.. Selesai dengan sempurna..
--END--
P/s: isi surat dari Sho akan kukasih tau di post berikutnya. Wait oke?

Labels: ,


Stranger. Special. Stratch.